cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : 08537291     EISSN : 24067598     DOI : -
Core Subject : Science,
ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences (IJMS) is dedicated to published highest quality of research papers and review on all aspects of marine biology, marine conservation, marine culture, marine geology and oceanography.
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 14, No 1 (2009): Jurnal Ilmu Kelautan" : 8 Documents clear
Fraksinasi Logam Berat Pb, Cd, Cu dan Zn dalam Sedimen dan Bioavailabilitasnya bagi Biota di Perairan Teluk Jakarta Zainal Ajie Arifin; Diani Fadhlina
ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences Vol 14, No 1 (2009): Jurnal Ilmu Kelautan
Publisher : Marine Science Department Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (337.134 KB) | DOI: 10.14710/ik.ijms.14.1.27-32

Abstract

Kajian geokimia logam berat Pb, Cd, Cu dan Zn dalam sedimen telah dilakukan di Teluk Jakarta. Metoda Sequential Extraction Technique (SET) digunakan peneiitian ini dengan membagi geokimia logam dalam sedimen menjadi dua komponen yaitu resistant dan non-resistant. Komponen non-resistant tersusun atas fraksi EFLE (easily, freely leachable dan exchangeable), acid reducible dan oxidisable organic; sedangkan komponen resistant mempakan fraksi sedimenyang tidaklabil. Pengambilan sampel sedimen dilakukan di 14 stasiun di bagian barat dan tengah Teluk Jakarta, pada bulan Agustus Z007. Hasil peneiitian menunjukkan bahwa kisaran konsentrasi rata-rata logam Pb, Cd, Cu dan Zn dalam sedimen masing-masing 7,74—14,09; 0,044-0,076; 13.29-38,77dan 795.24-1200,62 μg g-1. Keempatlogam tersebut umumnya dalam fraksi non-resistant dengan fraksi oxidisable organicsebagai fraksi domlnan pada logam Pb (8.55 - 93.77 %), Cu (60.69 — 95.85 %) dan Zn (25.03— 73.91 %), sedangkan fraksi acid reducible merupakan fraksi yang dominan pada logam Cd (40.68 - 70.68 %). Persentaseyang tinggi dalam komponen non-resistant menggambarkanbahwa keempat logam tersebut sebagian besar berasal dari kegiatan manusia (antropogenik) dan memiliki potensl terserap oleh biota bentik.   Kata kuncl: Teluk Jakarta, geokimia, logam berat
Rumput Laut Jenis Lokal dan Jenis Pendatang di Paparan Terumbu Karang Pulau Pari Jakarta Utara Achmad Kadi
ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences Vol 14, No 1 (2009): Jurnal Ilmu Kelautan
Publisher : Marine Science Department Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (16.053 KB) | DOI: 10.14710/ik.ijms.14.1.1-5

Abstract

Rumput laut yang terdapat di paparan terumbu karang Pulau Pari terdiri dari 2 populasi yaitu jenis lokal dan pendatang. Jenis lokal berasal dari dangkalan Sunda (Indomalaya) dan jenis pendatang berasal dari dangkalan Sahul (Indoaustralis). Metode penelitian yang digunakan survey acak yang dilakukan pada garis transek dengan kuadrat dan koleksi jenis. Identiffkasi jenis lokal dan pendatang berdasarkan monografi, biogeografi jenis rumput laut dari dangkalan Sunda dan Sahul. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman, kepadatan jenis lokal dan pendatang. Rumput laut yang diperoleh 31 jenis lokal sebanyak 2.214 individu dan 15 jenis pendatang sebanyak 1.435 individu. Dominasi jenis lokal diduduki oleh Gelidium rigidumdan pendatang Padina japonica. Jenis pendatang belum berpengaruh sebagai jenis invasi terhadap jenis lokal.   Kata kunci : Rumput laut, jenis lokal, jenis pendatang, Pulau Pari.
Simulasi Eddy Mindanao dan Eddy Halmahera Pada Saat El Nino dan La Nina Martono martono; Safwan Hardi; Nining Sari Ningsih
ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences Vol 14, No 1 (2009): Jurnal Ilmu Kelautan
Publisher : Marine Science Department Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (16.386 KB) | DOI: 10.14710/ik.ijms.14.1.33-41

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari variasi Eddy Mindanao dan Eddy Halmahera dalam skala tahunan yang mewakili kondisi El Nino dan La Nina. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemodelan hidrodinamika barokiinik tiga dimensi yang disebut dengan A Coupled Hydrodynamical - Ecological Model for Regional and Shelf Seas (COHERENS). Data yang digunakan sebagai input model adalah batimetri, temperatur air, salinitas, angin, temperatur udara, curah hujan, penguapan, kecerahan, dan tekanan udara. Berdasarkan hasil simulasi diperoleh bahwa variabilitas Eddy Mindanao dan Eddy Halmahera dipengaruhi oleh fenomena El Nino dan La Nina. Secara umum diameter dan kecepatan Eddy Mindanao danEddy Halmahera saat El Nino lebih kecil dan saat La Nina lebih besar daripada saat normal.   Kata Kunci : Eddy Mindanao, Eddy Halmahera, El Nino, La Nina, Model COHERENS
Kandungan Klorofil-a Mikrofitobentos di Padang Lamun Perairan Teluk Awur dan Bandengan, Jepara Widianingsih Widianingsih; Ita Riniatsih
ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences Vol 14, No 1 (2009): Jurnal Ilmu Kelautan
Publisher : Marine Science Department Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (17.462 KB) | DOI: 10.14710/ik.ijms.14.1.6-13

Abstract

Mikrofitobentos yang hidup di lapisan sedimen teratas dapat digunakan sebagai pengukuran produktifitas primer di subtrat dasarperairan. Kandungan klorofil-a pada lapisan sedimen teratas dapat digunakan sebagai pengukuran biomassa mikrofitobentos. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeterminasi kandungan klorofil-a mikroRtobenthos di lapisan sedimen teratas pada padang lamun perairan Teluk Awur dan Bandengan, Jepara. Hash penelitian menyatakan bahwa kandungan klorofil-a mikrofitobentos pada padang/amun perairan Teluk Awur lebih tinggi (0,940 - 1,011 mg/cm3) daripada perairan Bandengan (0,690 - 0,850 mg/cm3), namun berkebalikan dengan kerapatan lamunnya. Hal ini karena semakin tinggi nilai kerapatan padang lamun, semakln sedikit penetrasi cahayayang sampai ke lapisan substratnya sehingga akan mengakibatkan kecilnya nilai klorofil-a mikrofitobentos. Nilai kandungan klorofil-a mikrofitobentos tinggi pada wilayah padang lamun dengan kerapatan yang rendah, kandungan nutrien yang tinggi, kecepatan arus rendah dan penetrasi cafiaya yang tinggi dan sampai ke substrat dasar   Kata Kunci : Klorofil-a mikrofitobentos, Padang Lamun,  Teluk Awur, Bandengan
Biopropeksi Bakteri Simbion Dari Gastropoda Conus miles Terhadap Strain Bakteri IMDR (Multi Drug Resistant) Delianis Pringgenies
ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences Vol 14, No 1 (2009): Jurnal Ilmu Kelautan
Publisher : Marine Science Department Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (281.741 KB) | DOI: 10.14710/ik.ijms.14.1.42-49

Abstract

Keberadaan bakteri yang berasosiasi dengan moluska laut telah memungkinkan penggunaan mikro-organisme tersebut sebagai sumber senyawa bioaktif yang baru termasuk senyawa antimikroba khususnya dalam menangani strain strain yang resisten terutama multi-drugsresistant (MDR). Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi bakteri dari gastropoda Conus miles, menskrining bakteri simbionnya yang berpotensi sebagai antibakteri terhadap strain bakteri MDR. Sampling moluska dilakukan di perairan pulau Ternate, Maluku. Selanjutnyadilakukan isolasi bakteri, skrining bakteri penghasil senyawa anti-MDR, uji antibakteri moluska, isolasi bakteri patogen klinik (MDR), uji sensitifitas antibakteri dan analisis sekuen 16S rDNA. Hasilpenelitian memperlihatkan bahwa bakteri simbion Conus miles yang dapat menghambat bakteri MDR berjumlah 16 isolat. Sebanyak 9 isolat memiliki kemampuan menghambat beberapa jenis bakteri MDR, sedangkan sebanyak 7 isolat hanya dapat menghambat satu jenis bakteri MDR. Berdasarkan besarnya zona hambatan yang dibentuk dan kemampuan daya hambatan maka dipilih satu isolat terbaik untuk uji lanjutan, yaitu isolat TCM 6.1. Hasil identitlkasi I6S rDNA menunjukkan bahwa isolat TCM 6.1 memiliki kekerabatan terdekat dengan bakteri Pseudoalteromonas sp. dengan tingkat homologi 99 %.   Kata kunci : screening, bakteri simbiotik, Conus miles, antibacterial, multi-drug resistant
Pematang Pantai Purba di Kepulauan Natuna danHubungannya Terhadap Kurva Muka Laut Suyarso Suyarso
ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences Vol 14, No 1 (2009): Jurnal Ilmu Kelautan
Publisher : Marine Science Department Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1845.667 KB) | DOI: 10.14710/ik.ijms.14.1.14-22

Abstract

Penelitian pematang pantai purba telah dilakukan di Pulau Bunguran, Kepulauan Natuna pada Agustus 2006 dan Juni 2007. Penelitian dilakukan dengan menyusun penampangpematang pada empat lokasi menggunakan metode geodetik disertai dengan analisis lingkungan fisik, oseanografi, morfometri dan sedimentologi. Tujuan penelitian membahas status pematang dan kurun waktu terbentuknya dalam kaitannya terhadap kurva muka laut. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa pematang pantai purba terletak pada ketinggian antara 200 hlngga 350 cm di atas muka laut sekarang. Pematang tersebut merupakan peninggalan proses susut laut yang terjadi sejak 6 ribu tahun lampau. Pematang purba di Kepulauan Natuna telah dimanfaatkan sebagai tempatpemukiman karena selain merupakan tempat aman terhadap ancaman gelombang khususnya pada musim baratjuga tersedianya air tanah yang memadai.   Kata kunci : pematang pantai purba, kurva muka laut, Natuna
Kelulushidupan dan Pertumbuhan Crablet Rajungan (Portunus pelagicus Linn.) Pada Budidaya dengan Substrat Dasar yang Berbeda Ali Djunaedi
ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences Vol 14, No 1 (2009): Jurnal Ilmu Kelautan
Publisher : Marine Science Department Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (181.046 KB) | DOI: 10.14710/ik.ijms.14.1.23-26

Abstract

Salah satu upaya untuk mengurangi tingkat kanibalisme pada budidaya rajungan (Portunus pelagicus Linn.) adalah dengan pemberian setter yang berupa substrat dasar. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh perbedaan substrat dasar terhadap kelulushidupan dan pertumbuhan crablet rajungan. Rajungan stadia crablet (C-5) diperoleh dari BBPBAP jepara dengan berat awal 27,30 + 0,66 mg. Rajungan sebanyak 25 ekor dipelihara selama 25 hari dalam akuarium berukuran 40 x 30 x 30 cm. Metode yang digunakan adalah eksperimental laboratoris dengan rancangan acak lengkap dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang digunakan adalah jenis substrat yaitu, Pasir, Lumpur, Liat dan tanpa substrat sebagi kontrol. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa perbedaan substrat dasar memberikan kelulushidupan dan pertumbuhan crablet rajungan yang tidak berbeda nyata (p>0,05).   Kata kunci : rajungan, crablet, substrat, kelulushidupan, pertumbuhan
Substrat Dasar dan Parameter Oseanografi Sebagai Penentu Keberadaan Gastropoda dan Bivalvia di Pantai Sluke Kabupaten Rembang Ita Riniatsih; Edy Wibowo
ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences Vol 14, No 1 (2009): Jurnal Ilmu Kelautan
Publisher : Marine Science Department Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (683.757 KB) | DOI: 10.14710/ik.ijms.14.1.50-59

Abstract

Gastropoda dan bivalvia memiliki distribusi yang luas dalam ruang dan waktu, kebanyakan melimpah sebagai individu. Gastropoda dan bivalvia umumnya berada di laut, hidup di sepanjang pantai atau diperairan dangkal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tekstur substrat dasar dan kandungan bahan organik sebagai penentu keberadaan gastropoda dan bivalvia di Pantai Sluke, Kabupaten Rembang di bagi menjadi 5 lokasi dengan jarak masing-masing lokasi 100 m sepanjanggaris pantai. Tiap lokasi dibagi menjadi 5 stasiun dengan jarakmasing-masingstasiun 100 m ke arah laut. Pengambilan sampel dilakukan dalam transek kuadran 1x1 m, selanjutnya sampel dibersihkan dan diawetkan untuk kemudian dilakukan identifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gastropoda dan bivalvia paling banyak ditemukan pada stasiun B pada jarak 200 m dari pantai, sedangkan pada stasiun A3,A5,C3,D3, dan E2 tidak ditemukan adanya gastropoda dan bivalvia. Spesies yang paling banyak ditemukan adalah Nassarius siquijorensis dari kelas gastropoda dengan jumlah 62 spesies. Untuk Trachycardium rugosum dari kelas bivalvia adalah spesies yang paling sedikit ditemukan. Kandungan bahan organik pada pantai Sluke memiliki perbedaan yang sangat mencolok. Kandungan bahan organik tertinggi yaitu 22,38 % tergolong dalam kandungan bahan organik tinggi yang terdapat pada stasiun C5, sedangkan kandungan bahan organik terendah yaitu 2,65 % tergolong dalam kandungan bahan organik sangat rendah yang terdapat pada stasiun El. Untuk tekstur substrat dasar rata-rata dari stasiun 1 pada semua lokasi mempunyai substrat dasar pasir. Sedangkan stasiun 2 pada semua lokasi didominasi oleh substrat dasar pasir berlumpur. Untuk stasiun 3, 4, dan 5 pada semua lokasi, substrat dasar yang mendominasi adalah lumpur berpasir.

Page 1 of 1 | Total Record : 8


Filter by Year

2009 2009


Filter By Issues
All Issue Vol 28, No 3 (2023): Ilmu Kelautan Vol 28, No 2 (2023): Ilmu Kelautan Vol 28, No 1 (2023): Ilmu Kelautan Vol 27, No 4 (2022): Ilmu Kelautan Vol 27, No 3 (2022): Ilmu Kelautan Vol 27, No 2 (2022): Ilmu Kelautan Vol 27, No 1 (2022): Ilmu Kelautan Vol 26, No 4 (2021): Ilmu Kelautan Vol 26, No 3 (2021): Ilmu Kelautan Vol 26, No 2 (2021): Ilmu Kelautan Vol 26, No 1 (2021): Ilmu Kelautan Vol 25, No 4 (2020): Ilmu Kelautan Vol 25, No 3 (2020): Ilmu Kelautan Vol 25, No 2 (2020): Ilmu Kelautan Vol 25, No 1 (2020): Ilmu Kelautan Vol 24, No 4 (2019): Ilmu Kelautan Vol 24, No 3 (2019): Ilmu Kelautan Vol 24, No 2 (2019): Ilmu Kelautan Vol 24, No 1 (2019): Ilmu Kelautan Vol 23, No 4 (2018): Ilmu Kelautan Vol 23, No 3 (2018): Ilmu Kelautan Vol 23, No 2 (2018): Ilmu Kelautan Vol 23, No 1 (2018): Ilmu Kelautan Vol 22, No 4 (2017): Ilmu Kelautan Vol 22, No 3 (2017): Ilmu Kelautan Vol 22, No 2 (2017): Ilmu Kelautan Vol 22, No 1 (2017): Ilmu Kelautan Vol 21, No 4 (2016): Ilmu Kelautan Vol 21, No 3 (2016): Ilmu Kelautan Vol 21, No 2 (2016): Ilmu Kelautan Vol 21, No 1 (2016): Ilmu Kelautan Vol 20, No 4 (2015): Ilmu Kelautan Vol 20, No 3 (2015): Ilmu Kelautan Vol 20, No 2 (2015): Ilmu Kelautan Vol 20, No 1 (2015): Ilmu Kelautan Vol 19, No 4 (2014): Ilmu Kelautan Vol 19, No 3 (2014): Ilmu Kelautan Vol 19, No 2 (2014): Ilmu Kelautan Vol 19, No 1 (2014): Ilmu Kelautan Vol 18, No 4 (2013): Ilmu Kelautan Vol 18, No 3 (2013): Ilmu Kelautan Vol 18, No 2 (2013): Ilmu Kelautan Vol 18, No 1 (2013): Ilmu Kelautan Vol 17, No 4 (2012): Ilmu Kelautan Vol 17, No 3 (2012): Ilmu Kelautan Vol 17, No 2 (2012): Ilmu Kelautan Vol 17, No 1 (2012): Ilmu Kelautan Vol 16, No 4 (2011): Ilmu Kelautan Vol 16, No 3 (2011): Ilmu Kelautan Vol 16, No 2 (2011): Ilmu Kelautan Vol 16, No 1 (2011): Ilmu Kelautan Vol 15, No 4 (2010): Ilmu Kelautan Vol 15, No 3 (2010): Ilmu Kelautan Vol 15, No 2 (2010): Ilmu Kelautan Vol 15, No 1 (2010): Ilmu Kelautan Vol 14, No 4 (2009): Jurnal Ilmu Kelautan Vol 14, No 3 (2009): Jurnal Ilmu Kelautan Vol 14, No 2 (2009): Jurnal Ilmu Kelautan Vol 14, No 1 (2009): Jurnal Ilmu Kelautan Vol 13, No 4 (2008): Jurnal Ilmu Kelautan Vol 13, No 3 (2008): Jurnal Ilmu Kelautan Vol 13, No 2 (2008): Jurnal Ilmu Kelautan Vol 13, No 1 (2008): Jurnal Ilmu Kelautan Vol 12, No 4 (2007): Jurnal Ilmu Kelautan Vol 12, No 3 (2007): Jurnal Ilmu Kelautan Vol 12, No 2 (2007): Jurnal Ilmu Kelautan Vol 12, No 1 (2007): Jurnal Ilmu Kelautan Vol 11, No 4 (2006): Jurnal Ilmu Kelautan Vol 11, No 3 (2006): Jurnal Ilmu Kelautan Vol 11, No 2 (2006): Jurnal Ilmu Kelautan Vol 11, No 1 (2006): Jurnal Ilmu Kelautan Vol 10, No 4 (2005): Jurnal Ilmu Kelautan Vol 10, No 3 (2005): Jurnal Ilmu Kelautan Vol 10, No 2 (2005): Jurnal Ilmu Kelautan Vol 10, No 1 (2005): Jurnal Ilmu Kelautan Vol 9, No 4 (2004): Jurnal Ilmu Kelautan Vol 9, No 3 (2004): Jurnal Ilmu Kelautan Vol 9, No 2 (2004): Jurnal Ilmu Kelautan Vol 9, No 1 (2004): Jurnal Ilmu Kelautan Vol 7, No 3 (2002): Jurnal Ilmu Kelautan Vol 7, No 2 (2002): Jurnal Ilmu Kelautan Vol 7, No 1 (2002): Jurnal Ilmu Kelautan Vol 6, No 4 (2001): Jurnal Ilmu Kelautan More Issue